Melihat Awal Perjuangan Maroko di 2007: Kucurkan Dana Besar untuk Akademi Internasional, Hasilnya Semifinal Piala Dunia 2022
Melihat Awal Perjuangan Maroko di 2007: Kucurkan Dana Besar untuk Akademi Internasional, Hasilnya Semifinal Piala Dunia 2022
Jamgoal – Melihat Awal Perjuangan Maroko Kesuksesan Maroko menembus semifinal Piala Dunia 2022 bukanlah sebuah kebetulan. Maroko telah melakukan persiapan yang ‘berdarah-darah’ sejak 2007 lalu.
Raja Maroko kala itu, Mohammed VI tidak segan-segan menggelontorkan dana besar untuk sepak bola Maroko. Di tahun pertama, 14 juta Euro di keluarkan untuk membangun fasilitas penunjang.
Setelah itu, Mohammed VI tidak berhenti mengeluarkan dana besar untuk perbaikan sepak bola nasional. Dana sebesar 10 juta Euro setiap tahun berani di keluarkan untuk pengembangan bibit-bibit muda.
“Raja Maroko menginvestasikan sekitar 10 juta Euro setiap tahunnya untuk menciptakan akademi yang sangat unggul. Selain Afrika Selatan, tidak ada negara yang berinvestasi sebanyak Maroko. Apa yang telah terjadi bukanlah suatu kebetulan,” kata Presiden Federasi Sepak Bola Pantai Gading Idriss Diallo kepada L’Equipe.
Akademi Sepak Bola Mohammed VI
Mohammed VI membentuk suatu akademi unggul bertaraf internasional yang di namai Akademi Sepak Bola Mohammed VI. Akademi ini dibangun untuk membentuk kembali olahraga nasional di Maroko.
Pembangunannya di mulai pada tahun 2007 dan baru di buka pada 2009. Kala itu, 45 anak usia 12 – 13 tahun menjadi angkatan pertama yang masuk akademi tersebut.
Kompleks akademi ini memiliki delapan lapangan sesuai standar FIFA. Ada juga satu lapangan dalam ruangan dengan pengaturan cuaca. Empat hotel berbintang lima dan pusat kesehatan turut di bangun sebagai dedikasi kepada pengembangan para atlet.
Jebolan Akademi di Piala Dunia
Investasi itu mulai membuahkan hasil untuk tim nasional Maroko di Piala Dunia 2022. Setidaknya ada tiga pemain yang kini berjasa untuk Singa Atlas berasal dari Akademi Sepak Bola Mohammed VI.
Ketiga pemain itu adalah Neyef Aguerd generasi kelahiran 1996, Youssef En-Nesyri kelahiran 1997, dan Azzedine Ounahi kelahiran tahun 2000. Ketiganya jadi tulang punggung Maroko di pentas dunia.
Sampai saat ini, akademi milik Raja Mohammad VI itu terus memproduksi bibit-bibit unggul di sebar di klub-klub Eropa atau paling tidak bersaing di level Afrika.
Investasi itu mulai membuahkan hasil untuk tim nasional Maroko di Piala Dunia 2022. Setidaknya ada tiga pemain yang kini berjasa untuk Singa Atlas berasal dari Akademi Sepak Bola Mohammed VI.
Ketiga pemain itu adalah Neyef Aguerd generasi kelahiran 1996, Youssef En-Nesyri kelahiran 1997, dan Azzedine Ounahi kelahiran tahun 2000. Ketiganya jadi tulang punggung Maroko di pentas dunia.
Sampai saat ini, akademi milik Raja Mohammad VI itu terus memproduksi bibit-bibit unggul di sebar di klub-klub Eropa atau paling tidak bersaing di level Afrika.
Jalan yang Tepat
Idriss Diallo memuji metode pengembangan sepak bola di Maroko. Menurutnya, Mohammed VI telah mengambil jalan yang tepat.
“Jika setiap negara di Afrika beruntung memiliki pemerintah yang mengerti soal investasi di sepak bola, maka kami bisa mencapai itu. Saya pikir ada lima sampai sepuluh negara yang mampu melakukan itu, jika melihat dari kesiapan finansial,” ujar dia.
“Tapi proyek semacam itu akan membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun lamanya. Dan banyak yang tidak mengerti soal ini. Ketika tim gagal di Piala Afrika, maka federasi mengganti semuanya,” tutup dia.